Penyebab dan Gejala Brugada Syndrome - Semenjak meninggalnya dokter spesialis anestesi, Stefanus Taofik saat berjaga, penyakit brugada syndrome menarik perhatian orang. Sindrom Brugada sendiri merupakan kelainan genetik pada pembuluh darah koroner. Penyakit ini adalah bentuk dari irama jantung yang bermasalah ketika jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat. Kematian dokter tersebut membuat perhatian terhadap penyebab dan gejala Brugada Syndrome meningkat.
Brugada Syndrome juga menjadi penyebab jantung berhenti. Penyakit ini sebenarnya banyak ditemui pada pria daripada wanita. Risiko pria terserang Brugada Syndrome adalah 10:1 dengan wanita. Karena banyaknya kejadian ini, maka sangat penting untuk mengetahui apa saja penyebab dan gejala brugada syndrome itu. Dengan demikian bisa diwaspadai kemungkinana yang kurang baik.
Baca Juga: 18 Gejala Awal Penyakit Jantung yang Perlu Diwaspadai
Orang yang mengidap Brugada Syndrome sebenarnya masih memiliki struktur dan bentuk organ jantung yang normal tanpa masalah. Hanya saja gangguan dari penyakit ini justru mengarah pada gangguan ion yang mengatur kegiatan elektrik oleh organ jantung.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kanal ion pada sel otot jantungnya. Kanal ini berfungsi untuk menyalurkan bermacam senyawa penting seperti kalsium, kalium maupun natrium untuk keluar masuk ke jantung. Otot-otot jantung inilah yang menjadi bagian vital agar jantung bisa berkontraksi dan berfungsi dengan maksimal.
Sehingga jika diringkas, Brugada Syndrome sebenarnya adalah kondisi yang diakibatkan oleh adanya kerusakan pada kanal ion organ jantung. Karena gangguan ini, maka aliran elektrik menjadi terganggu dan tidak beraturan. Akhirnya jantung berkontraksi dengan lebih cepat.
Tak hanya ritme yang terganggu. Bahkan darah juga akan mengalami gangguan aliran sehingga sulit terpompa. Karena keadaan ini, seseorang bisa sesaat hilang kesadaran. Namun terkadang ketidaknormalan itu bisa berlangsung terus menerus dalam sekian menit dan berakibat pada meninggalnya pengidap Brugada Syndrome.
Penyebab Brugada syndrome yang lainnya disinyalir dari masalah gen. Dalam sejumlah penelitian, terungkap bahwa kelainan genetik ada keterkaitan dengan panyakit ini. Faktanya 1/3 kasus Brugada Syndrome disebabkan oleh mutasi gen SCN5A yang saat normal sebenarnya gen inilah yang mengatur aliran ion natrium ke jantung.
Akibat terjadinya mutasi, maka jumlah ion natrium yang seharusnya disalurkan ke jantung ikut berubah sehingga memicu kontraksi jantung. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa masalah turunan berupa tambahan autosomal loci sebesat 25% dari penyakti semacam Malfunction Cardiac calcium channel gene mutasi terhadap lokus SCN5A pada kromosom 3p22-25 dan lainya telah mengakibatkan transkrip sodium chanel.
Penurunan sodium channel ini teridentifikasi menunjukkan adanya hubungan dengan Brugada Syndrome. Juga diketahui bahwasanya di selaput miosit yang berkadar sodium channel turun merupakan keluarga penyakit Brugada Syndrome.
TeDiketahui bahwa penurunan sodium channel masih terdapat hubungan erat dengan Brugada Syndrome dan diketahui bahwa pada selaput miosit dengan kadar sodium channel yang turun adalah keluarga dengan Brugada Syndrome. Hal tersebut yang kemudian juga menjadi faktor konsentrasi sodium channel berkurang beserta juga dengan repolarisasi dini pada selaput sel M. Hal ini mengakibatkan konsentrasi sodium channel dan repolarisasi dini pada selaput sel M.
Baca Juga: 15 Tanda Penyakit Jantung Tersumbat yang Perlu Diwaspadai
Lalu apa saja tanda maupun gejala adanya brugada syndrome? Dari berbagai kasus brugada, kebanyakan tidak ditemuka adanya tanda dan gejala. Baru ketika seseorang melakukan tes elektrokardiogram (EKG) terlihatlah tanda dan gejalanya. Namun pada sebagian kasus ada juga gejala yang nampak dari penderita penyakit ini.
Gejala Brugada Syndrome antara lain:
1. Detak jantung yang tidak teratur
2. Mengalami sesak napas (Dispanea)
3. Kejang-kejang dan pingsan
4. Kelelahan
5. Demam yang tinggi
6. Perasaan gelisah
7. Terasa nyeri di bagian dada dan ada rasa berat
8. Mengalami pingsan
9. Stroke
Sayangnya tidak semua penderita Brugada Syndrome memiliki gejala dan keluhan. Sehingga kini Anda pun pastinya bertanya-tanya kapan seharusnya mulai khawatir dan memeriksakan diri ke dokter? Nah, mungkin beberapa tanda awal ini bisa Anda jadikan permulaan untuk memeriksa diri apakah mengidap Brugada Syndrome ataukah tidak.
1. Adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat Syncope atau pernah mengalami syncope (pingsan mendadak tanpa sebab yang jelas), atau didiagnosa mengidap ventricular tachycardia (detak jantung diatas normal padahal saat sedang istirahat).
2. Anda lahir dan tinggal di Asia Tenggara atau Jepang.
3. Pernah pingsan
4. Merasakan gejala gangguan detak jantung atau irama jantung (aritmia) dan kegelisahan yang disertai demam.
5. Telah atau sedang menjalani penggunaan obat semisal flecainide atau procainamide (peningkat segmen ST).
Baca Juga: 15 Tanda Sakit Jantung yang Sangat Umum
Jadi, setelah tahu lebih jelas soal penyebab dan gejala Brugada Syndrome ini, Anda tak perlu ragu untuk konsultasi ke dokter apabila mengalami gejala yang telah kami rinci diatas. Semakin cepat terdeteksi, maka harapan untuk selamat akan lebih besar.
Brugada Syndrome juga menjadi penyebab jantung berhenti. Penyakit ini sebenarnya banyak ditemui pada pria daripada wanita. Risiko pria terserang Brugada Syndrome adalah 10:1 dengan wanita. Karena banyaknya kejadian ini, maka sangat penting untuk mengetahui apa saja penyebab dan gejala brugada syndrome itu. Dengan demikian bisa diwaspadai kemungkinana yang kurang baik.
Baca Juga: 18 Gejala Awal Penyakit Jantung yang Perlu Diwaspadai
Penyebab Brugada Syndrome
Orang yang mengidap Brugada Syndrome sebenarnya masih memiliki struktur dan bentuk organ jantung yang normal tanpa masalah. Hanya saja gangguan dari penyakit ini justru mengarah pada gangguan ion yang mengatur kegiatan elektrik oleh organ jantung.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kanal ion pada sel otot jantungnya. Kanal ini berfungsi untuk menyalurkan bermacam senyawa penting seperti kalsium, kalium maupun natrium untuk keluar masuk ke jantung. Otot-otot jantung inilah yang menjadi bagian vital agar jantung bisa berkontraksi dan berfungsi dengan maksimal.
Sehingga jika diringkas, Brugada Syndrome sebenarnya adalah kondisi yang diakibatkan oleh adanya kerusakan pada kanal ion organ jantung. Karena gangguan ini, maka aliran elektrik menjadi terganggu dan tidak beraturan. Akhirnya jantung berkontraksi dengan lebih cepat.
Tak hanya ritme yang terganggu. Bahkan darah juga akan mengalami gangguan aliran sehingga sulit terpompa. Karena keadaan ini, seseorang bisa sesaat hilang kesadaran. Namun terkadang ketidaknormalan itu bisa berlangsung terus menerus dalam sekian menit dan berakibat pada meninggalnya pengidap Brugada Syndrome.
Penyebab Brugada syndrome yang lainnya disinyalir dari masalah gen. Dalam sejumlah penelitian, terungkap bahwa kelainan genetik ada keterkaitan dengan panyakit ini. Faktanya 1/3 kasus Brugada Syndrome disebabkan oleh mutasi gen SCN5A yang saat normal sebenarnya gen inilah yang mengatur aliran ion natrium ke jantung.
Akibat terjadinya mutasi, maka jumlah ion natrium yang seharusnya disalurkan ke jantung ikut berubah sehingga memicu kontraksi jantung. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa masalah turunan berupa tambahan autosomal loci sebesat 25% dari penyakti semacam Malfunction Cardiac calcium channel gene mutasi terhadap lokus SCN5A pada kromosom 3p22-25 dan lainya telah mengakibatkan transkrip sodium chanel.
Penurunan sodium channel ini teridentifikasi menunjukkan adanya hubungan dengan Brugada Syndrome. Juga diketahui bahwasanya di selaput miosit yang berkadar sodium channel turun merupakan keluarga penyakit Brugada Syndrome.
TeDiketahui bahwa penurunan sodium channel masih terdapat hubungan erat dengan Brugada Syndrome dan diketahui bahwa pada selaput miosit dengan kadar sodium channel yang turun adalah keluarga dengan Brugada Syndrome. Hal tersebut yang kemudian juga menjadi faktor konsentrasi sodium channel berkurang beserta juga dengan repolarisasi dini pada selaput sel M. Hal ini mengakibatkan konsentrasi sodium channel dan repolarisasi dini pada selaput sel M.
Baca Juga: 15 Tanda Penyakit Jantung Tersumbat yang Perlu Diwaspadai
Tanda atau Gejala-Gejala Brugada Syndrome
Lalu apa saja tanda maupun gejala adanya brugada syndrome? Dari berbagai kasus brugada, kebanyakan tidak ditemuka adanya tanda dan gejala. Baru ketika seseorang melakukan tes elektrokardiogram (EKG) terlihatlah tanda dan gejalanya. Namun pada sebagian kasus ada juga gejala yang nampak dari penderita penyakit ini.
Gejala Brugada Syndrome antara lain:
1. Detak jantung yang tidak teratur
2. Mengalami sesak napas (Dispanea)
3. Kejang-kejang dan pingsan
4. Kelelahan
5. Demam yang tinggi
6. Perasaan gelisah
7. Terasa nyeri di bagian dada dan ada rasa berat
8. Mengalami pingsan
9. Stroke
Sayangnya tidak semua penderita Brugada Syndrome memiliki gejala dan keluhan. Sehingga kini Anda pun pastinya bertanya-tanya kapan seharusnya mulai khawatir dan memeriksakan diri ke dokter? Nah, mungkin beberapa tanda awal ini bisa Anda jadikan permulaan untuk memeriksa diri apakah mengidap Brugada Syndrome ataukah tidak.
1. Adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat Syncope atau pernah mengalami syncope (pingsan mendadak tanpa sebab yang jelas), atau didiagnosa mengidap ventricular tachycardia (detak jantung diatas normal padahal saat sedang istirahat).
2. Anda lahir dan tinggal di Asia Tenggara atau Jepang.
3. Pernah pingsan
4. Merasakan gejala gangguan detak jantung atau irama jantung (aritmia) dan kegelisahan yang disertai demam.
5. Telah atau sedang menjalani penggunaan obat semisal flecainide atau procainamide (peningkat segmen ST).
Baca Juga: 15 Tanda Sakit Jantung yang Sangat Umum
Jadi, setelah tahu lebih jelas soal penyebab dan gejala Brugada Syndrome ini, Anda tak perlu ragu untuk konsultasi ke dokter apabila mengalami gejala yang telah kami rinci diatas. Semakin cepat terdeteksi, maka harapan untuk selamat akan lebih besar.