Menyemir
rambut atau mewarnai rambut pada masa sekarang sudah menjadi trend dikalangan
muda maupun tua. Pada zaman dahulu mewarnai rambut dilakukan untuk menghitamkan
lagi warna rambut yang sudah putih. Kegiatan ini dilakukan untuk membuat
seseorang menjadi percaya diri lagi. Tetapi saat ini mewarnai rambut bukan lagi
untuk mengubah warna rambut yang putih menjadi hitam. Sekarang seseorang bisa
memilih warna yang di sukainya, tidak menunggu rambutnya menjadi putih terlebih
dahulu.
Seseorang
bisa mewarnai rambutnya sendiri atau pergi kesalon. Sekarang semir atau pewarna
rambut sangat mudah didapatkan, banyak toko-toko yang menjualnya, terlebih lagi
penggunaanya sangat mudah dan harganya sangat terjangkau. Tetapi dibalik itu
semua penggunaan pewarna rambut juga ada efek negatifnya.
Pewarna
rambut kimia yang beredar di pasaran kebanyakan mengandung Hidrogen peroksida
(H2O2) dan pewarna, untuk mengubah warna, Hidrogen
peroksida harus dimasukkan ke dalam korteks rambut agar dapat mengubah
susunan kimia pada pigmen rambut kita. Warna hitam pada rambut harus di bleach
lebih dulu agar menjadi lebih terang, sehingga lebih mudah untuk diubah menjadi
warna lain. Semakin sering rambut kita di bleach, kutikula akan menjadi rusak
dan membentuk sisik. Padahal, kutikula merupakan pelindung rambut. Kerusakan
pada kutikula akan mengakibatkan rambut menjadi mudah kusut saat basah, kering
bahkan bersisik. Kerusakan pada kutikula dapat diperparah dengan perawatan
rambut yang salah, misalnya saat menyisir rambut dilakukan dengan sisir yang
rapat.
Kerusakan
lain dari proses oksidasi Hidrogen peroksida yang terkandung di dalam
pewarna rambut adalah Trichorrexis Nodosa atau biasa disebut rambut
beruas, selain itu dapat terjadi pula Trichoptilosis yang biasa disebut
rambut bercabang atau terbelah.
Penggunaan
Hidrogen peroksida memiliki peranan pada saat melakukan pewarnaan
rambut, seperti yang dijelakan di atas. Hidrogen peroksida terkandung dalam
bahan kimia suatu kosmetik pewarnaan rambut. Senyawa yang terkandung didalam
Hidrogen Peroksida merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat
oksidator kuat. Suatu kosmetik pewarna rambut terdapat kandungan Hidrogen
Peroksida karena sifat senyawa Hidrogen Peroksida yang tidak berwarna, berbau
keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Hidrogen peroksida terjadi karena
adanya pencampuran dua gas yaitu gas hidrogen (H2) dan gas oksigen
(O2). Sehingga hydrogen peroksida dapat dirumuskan menjadi H2O2.
Pewarna
Rambut yang mengandung H2O2 akan mengakibatkan rambut
rusak. Apabila rambut sudah terkena kandungan H2O2 yang
terkandung dalam pewarna rambut, maka batang rambut yang tidak kuat dalam
menahan bahan kimia maka rambut mudah rusak yang mengakibatkan batang rambut
terbuka, sehingga rambut pecah-pecah, rontok, patah, dan kering. (Michael
Purba, 2006)
Sehingga
apabila anda ingin mewarnai rambut, pilihlah pewarna rambut yang kandungan
hydrogen peroksidanya sedikit, atau kalau ada pilih yang tidak mengandung zat
kimia tersebut. Sebaiknya pewaraan rambut dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya,
hal ini dilakukan untuk memperkecil kerusakan rambut anda. Atau sebaiknya
warnai rambut anda dengan bahan-bahan alami saja. Rawatlah rambut anda dengan
baik, bukan rusak rambut anda dengan bahan-bahan kimia tersebut. Rambut adalah
mahkota kita yang diberikan sang pencipta.
Semoga
artikel tentang Bahaya Melakukan Pewarnaan Rambut Yang Mengandung Hidrogen Peroksida ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Sumber:
Thoiful Chakim.
2006. Hubungan Antara Kandungan Hidrogen Peroksida Dalam Pewarna Rambut
Terhadap Kerusakan Rambut. Skripsi. Universitas Diponegoro Fakultas Kedokteran
Semarang.