Kerokan
merupakan suatu terapi komplementer yang telah lama dikenal oleh masyarakat.
Kerokan bagi masyarakat khususnya pada masyarakat suku Jawa dipercaya dapat
mengobati beberapa penyakit, seperti pegal-pegal, perut kembung maupun masuk
angin. Setelah kerokan hanya timbul warna kemerahan atau kehitaman pada letak
yang dikerok. Warna ini pun akan segera hilang dengan sendirinya. Kerokan tidak menyebabkan rasa sakit jika dilakukan dengan benar. Berikut ini adalah cara kerokan yang baik dan benar yang
sering dipraktekkan di masyarakat umum.
Persiapan kerokan
Peralatan
serta persiapan yang diperlukan dalam melakukan kerokan sangat sederhana, yaitu
antara lain:
1. Alat pengerik
Alat yang sering
digunakan adalah uang logam, koin, atau alat bantu khusus kerok yang terbuat
dari plastik, atau batu giok. Alat-alat tersebut
harus tumpul supaya tidak melukai kulit.
2. Zat pelican dan penghangat.
Selain koin atau uang
logam, perlengkapan lain yang digunakan berupa minyak urut atau minyak kayu
putih, balsem, krim atau jenis minyak lain yang berfungsi menghangatkan. Fungsi
minyak ini selain menghangatkan memang untuk melicinkan proses kerokan sehingga
menghindari terjadinya kulit lecet.
3. Kain Lap atau Tisu
Kain lap
dapat digunakan untuk membersihkan kotoran pada koin saat melakukan kerokan.
4. Tempat kerokan
Cari tempat
yang nyaman untuk kerokan. Carilah yang tertutup agar tidak dilihat oleh orang
yang bukan muhrimnya.
Proses
Kerokan
1. Kerokan dapat dilakukan pada pasien (orang
yang mau dikerok’i) yang posisinya tiduran maupun duduk. Posisi kerok’an
ditentukan pada keadaan si pasien atau letak tubuh yang mau dikerok. Yang
terpenting posisinya dibuat nyaman.
2. Mengolesi bagian tubuh yang mau dikerok
dengan minyak kayu putih, balsam maupun yang lain.
3. Setelah tubuh diolesi minyak, tubuh dapat
dikerok. Kerokan biasanya dilakukan di daerah punggung, leher belakang, dada, dan lengan. Di punggung
dilakukan di sisi kanan dan kiri tulang belakang dari atas ke bawah, kemudian
menyamping dari tengah ke tepi, di bagian leher belakang dilakukan dari atas ke
bawah dan di daerah dada dilakukan dari tengah ke tepi. Kerokan
dilakukan dengan menekan/ menggesekaan koin pada tubuh, jangan terlalu kuat dan
jangan terlalu lemah, yang sedang-sedang saja. Yang penting pasien tidak
terlalu mengalami kesakitan. Lakukan berulang-ulang dengan arah yang sama.
4. Setelah seluruh tubuh selesai dikerok’i,
tubuh dapat dilap dengan handuk maupun kain lainnya agar tidak terasa lengket.
Setelah
dikerok tidak boleh mandi atau pergi-pergi karena badan masih dalam keadaan
peka. Pori-porinya masih terbuka dan angin bisa masuk lagi. Hal yang seharusnya
dilakukan adalah langsung makan supaya perut yang dikosongkan tidak terisi lagi
dengan angin. Kemudian tidur memakai selimut atau pakaian yang hangat. Kata
banyak orang bahwa satu kali dikerok bisa menimbulkan ketagihan kerok. Tetapi,
kalau terlalu sering dikerok berbahaya. Kulit dapat rusak dan pori-pori akan menjadi besar sehingga orangnya lebih sering masuk angin dan kerok menjadi
tidak efektif lagi sebagai pengobatan.