Softlens (lensa kontak) merupakan sejenis plastik yang tipis yang berkurva direka untuk dipakai di atas permukaan kornea. Softlens (lensa kontak) adalah salah satu cara yang efektik untuk mengurangi gangguan refraksi selain kacamata apabila digunakan dengan cara yang benar dan pengawasan dengan konsultasi kepada ahli mata. Selain untuk mengurangi gangguan refraksi softlens juga digunakan sebagai terapi dan kosmetik.
Pemakaian alat bantu kacamata agar penglihatan mata lebih jelas seringkali mengganggu pemakainya. Apalagi bagi mereka yang memiliki aktivitas padat di luar ruangan. Selain melelahkan memakai kacamata juga seringkali membuat tidak nyaman. Tidak heran bila kehadiran softlens bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketidaknyamanan itu. Apalagi saat ini banyak ditawarkan berbagai macam softlens dengan tampilan warna yang bermacam-macam, seperti warna biru, ungu, hijau, coklat dan lain sebagainya sehingga bisa disesuaikan dengan warna pakaian yang dipakai.
Pemakaian alat bantu kacamata agar penglihatan mata lebih jelas seringkali mengganggu pemakainya. Apalagi bagi mereka yang memiliki aktivitas padat di luar ruangan. Selain melelahkan memakai kacamata juga seringkali membuat tidak nyaman. Tidak heran bila kehadiran softlens bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketidaknyamanan itu. Apalagi saat ini banyak ditawarkan berbagai macam softlens dengan tampilan warna yang bermacam-macam, seperti warna biru, ungu, hijau, coklat dan lain sebagainya sehingga bisa disesuaikan dengan warna pakaian yang dipakai.
Namun di balik keindahan softlens, ternyata juga memiliki sisi negatifnya. Apalagi bagi yang menggunakan secara terus-menerus, tanpa memperhatikan unsur kesehatan. Masalah yang ditimbulkan dengan pemakaian softlens tergantung pada beberapa faktor, seperti bahan lensa, kebersihan lensa, jenis cairan pencuci lensa, pemakaian lensa yang terlalu lama, tidur tanpa melepaskan lensa, dan kebersihan tempat penyimpanan lensa. Bahaya yang dapat ditimbulkan karena hal-hal di atas atara lain:
1. Mata Kering
Mata bisa menjadi kering akibat terlalu lama menggunakan softlens. Hal ini dikarenakan kurangnya pasokan oksigen ke mata, sehingga mata menjadi kering dan terasa sakit. Gejala mata yang kekurangan oksigen akan timbul jika softlens digunakan lebih dari delapan jam. Tapi gejalanya baru akan terasa ketika kondisinya sudah pada tahap yang parah.
Kekurangan oksigen bisa disebabkan oleh bahan pembuatan softlen situ sendiri serta perilaku dari si pemakai, salah satunya adalah menggunakan softlens saat tidur terutama tidur di malam hari. Saat kelopak mata tertutup, maka asupan oksigen ke kornea akan berkurang. Kornea mata juga memerlukan asupan makanan yakni dari masuknya oksigen ke mata. Jadi apabila menggunakan softlens asupan oksigen tidak bisa masuk ke kornea dengan baik. Penggunaan softlens biasanya terjadi reaksi alergi yang disebabkan oleh bahan atau komponen cairan perawatannya atau softlens yang mengakibatkan kekurangan oksigen karena daya hantar oksigen pada softlens masih kurang. Ini bisa menyebabkan hypoxia yaitu mata jadi kurang terpapar oksigen dan kalau hal ini berlangsung lama bisa menyebabkan daya tahan kornea menjadi berkurang
2. Iritasi
Udara tropis cenderung berdebu memicu iritasi pada mata yang memakai softlens. Udara dari luar bisa saja masuk ke dalam mata, sehingga mata akan bekerja keras untuk mengeluarkannya. Padahal, adanya softlens bisa membuat kornea mata terluka. Akhirnya terjadilah iritasi yang menimbulkan rasa sakit pada mata. Dalam menggunakan softlens membutuhkan perawatan yang ekstra.
Bagi orang yang berkendara yang suka berkendara sepeda motor tidak disarankan memakai softlens meskipun sudah memakai helm ataupun kacamata tidak menutup kemungkinan akan terkena debu dan berakibat pada iritasi mata. Meskipun hanya iritasi tetapi dampak kecil itu akan menjadi besar apabila terulang terus-menerus.
3. Radang kornea
Memakai soft lens terlalu sering juga bisa mengakibatkan radang pada kornea mata yang mengakibatkan mata merah. Mata memerah akibat pembuluh darah melebar. Kondisi semakin parah jika pembuluh darah tersebut masuk ke dalam kornea. Jika sampai ke pusat penglihatan maka nantinya akan ada bayangan seperti serat-serat saat melihat sesuatu. Menurut Dr. H. Dwight Cavanagh, seorang profesor ahli mata dari Southwestern Medical Center, Amerika Serikat dalam tulisannya Eye and Contact Lens pada 2003, mengungkapkan sebanyak 2.500 pengguna lensa kontak mengalami corneal ulcers. Hal itu terjadi pada pengguna yang menggunakan lensa kontak setiap hari.
3. Radang kornea
Memakai soft lens terlalu sering juga bisa mengakibatkan radang pada kornea mata yang mengakibatkan mata merah. Mata memerah akibat pembuluh darah melebar. Kondisi semakin parah jika pembuluh darah tersebut masuk ke dalam kornea. Jika sampai ke pusat penglihatan maka nantinya akan ada bayangan seperti serat-serat saat melihat sesuatu. Menurut Dr. H. Dwight Cavanagh, seorang profesor ahli mata dari Southwestern Medical Center, Amerika Serikat dalam tulisannya Eye and Contact Lens pada 2003, mengungkapkan sebanyak 2.500 pengguna lensa kontak mengalami corneal ulcers. Hal itu terjadi pada pengguna yang menggunakan lensa kontak setiap hari.
Corneal ulcer yaitu kondisi dimana terdapat luka terbuka pada kornea. Hal ini sering disebabkan oleh infeksi dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat penggunaan lensa kontak yang kurang hati-hati. Gejala yang timbul biasanya produksi air mata yang meningkat, sensitif terhadap cahaya, pandangan menjadi kabur, gatal dan nyeri. Jika gejala tersebut dibiarkan dan tidak dilakukan perawatan intensif bisa memicu terjadinya kebutaan.
4. Acanthamoeba keratitis
Kurangnya menjaga higienitas softlens dapat mengakibatkan pengguna mengalami acanthamoeba keratitis. Ini merupakan komplikasi pemakaian softlens yang jarang sekali terjadi. Namun, kasus ini dapat menjadi sangat serius karena bisa menimbulkan gangguan pada penglihatan, bahkan dapat bertambah parah hingga seseorang kehilangan pandangannya dan akhirnya buta. Acanthamoeba keratitis biasanya berhubungan dengan penggunaan softlens, termasuk lensa silicon hidrogel dan pemakaian lensa kontak yang kaku sepanjang malam untuk memperbaiki orthokeratologi.
Acanthamoeba keratitis sering terjadi karena pemakai tidak menyimpan atau mensterilkan lensa kontak dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata. Selain dari faktor subjek pengguna, ada pula aktifitas yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya penyakit ini yaitu memakai lensa kontak saat berenang atau mandi di pancuran/ shower tanpa melepas lensa kontak.
Tanda-tanda atau gejala penyakit ini yaitu mata merah, nyeri mata setelah melepas softlens dan bertahan dalam jangka waktu tertentu, keluar air mata terus menerus, sensitif terhadap cahaya/ fotofobia, pandangan kabur, dan perasaan adanya sesuatu pada mata.
4. Acanthamoeba keratitis
Kurangnya menjaga higienitas softlens dapat mengakibatkan pengguna mengalami acanthamoeba keratitis. Ini merupakan komplikasi pemakaian softlens yang jarang sekali terjadi. Namun, kasus ini dapat menjadi sangat serius karena bisa menimbulkan gangguan pada penglihatan, bahkan dapat bertambah parah hingga seseorang kehilangan pandangannya dan akhirnya buta. Acanthamoeba keratitis biasanya berhubungan dengan penggunaan softlens, termasuk lensa silicon hidrogel dan pemakaian lensa kontak yang kaku sepanjang malam untuk memperbaiki orthokeratologi.
Acanthamoeba keratitis sering terjadi karena pemakai tidak menyimpan atau mensterilkan lensa kontak dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata. Selain dari faktor subjek pengguna, ada pula aktifitas yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya penyakit ini yaitu memakai lensa kontak saat berenang atau mandi di pancuran/ shower tanpa melepas lensa kontak.
Tanda-tanda atau gejala penyakit ini yaitu mata merah, nyeri mata setelah melepas softlens dan bertahan dalam jangka waktu tertentu, keluar air mata terus menerus, sensitif terhadap cahaya/ fotofobia, pandangan kabur, dan perasaan adanya sesuatu pada mata.