Di Indonesia, kefir sangat digemari oleh masyarakat sebagai minuman yang mempunyai banyak fungsi, karena khasiatnya telah dipercaya secara empiris mampu mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti jantung, ginjal, paru-paru, hati menurunkan kolesterol, meningkatkan nafsu makan, serta membuat tubuh menjadi segar dan bertenaga. Secara empiris kefir juga bermanfaat untuk mengobati jerawat dengan cara membasuh muka menggunakan air tersebut atau dengan menggerus butir kefir dan membalurkannya ke muka sebagai masker (Firdausi et. al., 2010)
Kefir adalah susu fermentasi yang memiliki rasa, warna, dan konsistensi yang menyerupai yoghurt, serta memiliki aroma khas yeasty (seperti tape). Kefir diperoleh melalui proses fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa butir atau biji kefir (kefir grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem dari kumpulan bakteri antara lain Streptococcus sp, Lactobacillus, dan beberapa jenis ragi atau khamir non patogen.
Kefir lebih encer dibandingkan yoghurt, namun gumpalan susunya lebih lembut dan mengandung gas CO2 (Rahman dkk., 1992). Kefir susu dibuat dari susu sapi, susu kambing atau susu domba yang ditambahkan starter kefir berupa granula kefir atau biji kefir (Kosikowski dan Mistry, 1982).
Menurut Otles dan Cagindi (2003), kefir memiliki sangat banyak kandungan mineral, vitamin, asam amino esensial, dan beberapa senyawa lain seperti kalsium, fosfor, magnesium, potassium, sodium, klorida, vitamin A, B2, B6, B12, C, D, E, karoten, thiamin, asam folat, niacin, dan lain-lain. Karena memiliki banyak senyawa aktif di dalamnya, maka tidak heran apabila kefir ini memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Di samping itu, kefir juga dipercaya oleh sebagian masyarakat dapat menyembuhkan beberapa penyakit metabolisme seperti diabetes, asma, dan jenis tumor tertentu, walaupun penelitian secara ilmiah tentang hal itu belum dilakukan.
Menghilangkan Jerawat
Jerawat merupakan suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat oleh kotoran dan adanya bakteri Propionibacterium acnes yang berkembang biak di daerah sumbatan tersebut. Bakteri Propionibacterium acnes hidup jauh di dalam folikel dan pori-pori, jauh dari permukaan kulit. Dalam folikel ini, bakteri Propionibacterium acnes menggunakan sebum, puing-puing selular dan produk sampingan metabolisme dari jaringan kulit sekitarnya sebagai sumber energi dan nutrisi utama mereka. Peningkatan produksi sebum oleh kelenjar hiperaktif sebaceous (hyperplasia sebaceous) atau penyumbatan folikel dapat menyebabkan bakteri Propionibacterium acnes untuk tumbuh dan berkembang biak (Zouboulis, 2004)
Bakteri Propionibacterium acnes mengeluarkan banyak protein, termasuk beberapa enzim pencernaan seperti enzim 5-α reduktase. Enzim ini terlibat dalam pencernaan sebum dan akuisisi nutrisi lainnya. Mereka juga dapat mengganggu kestabilan lapisan sel yang membentuk dinding folikel. Kerusakan seluler, produk sampingan metabolisme bakteri dan puing-puing yang dihasilkan oleh pesatnya pertumbuhan Propionibacterium acnes di folikel dapat memicu peradangan. Peradangan ini dapat menyebabkan gejala yang terkait dengan beberapa gangguan kulit yang umum, seperti jerawat. Di Indonesia, banyak orang yang menggunakan kefir ini untuk menghilangan jerawat diwajah mereka.
Berdasarkan hasil penelitian Michael et. al., yang berjudul Potensi Kefir Sebagai Anti Bakteri Propionibacterium acnes dapat disimpulkan bahwa kefir memiliki sifat antimikrobia terhadap bakteri Propionibacterium acnes berupa bakteriosidal (produk kefir) dan bakteriostatik (butir kefir dan air kefir) sehingga timbulnya jerawatpun dapat berkurang.
Menyehatkan Organ Pencernaan
Kandungan bakteri didalam kefir dapat berfungsi dalam menjaga kesehatan organ pencernaan. Serta mampu untuk melancarkan proses pencernaan. Dengan begitu resiko gangguan pencernaan seperti kenker usus akan berkurang.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh (Imun)
Manfaat yang diperoleh bagi siapa saja yang mengonsumsi kefir adalah meningkatkan sistem pertahanan tubuh karena kandungan antimikrobia yang terdapat di dalamnya. Antimikrobia yang dapat dijumpai pada kefir adalah asam laktat, asam asetat, asam format, hidrogen peroksida, diasetil, asetaldehid, karbondioksida, alkohol dan bakteriosin (Maheswari dan Setiawan, 2009). Semua senyawa yang bersifat antimikrobia tersebut berasal dari hasil metabolisme mikroflora kefir yang dapat menghambat bakteri patogen seperti S. aureus, B. cereus, L. monocytogenes, Salmonella, Pseudomonas dan Escherichia coli (Maheswari dan Setiawan, 2009; Farnworth, 2005).
Cocok Untuk Penderita lactose intolerant
Sebagai minuman yang bergizi tinggi dengan kandungan gula susu (laktosa) yang relatif rendah dibandingkan susu murni, kefir sangat bermanfaat bagi penderita lactose intolerant atau tidak tahan terhadap laktosa, karena laktosanya telah dicerna menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase dari mikrobia dalam biji kefir.
Semoga artikel tentang manfaat susu kefir untuk kesehatan ini dapat menambah pengetahuan kita terhadap salah satu produk olahan susu ini.