Hal serupa terjadi pada obat dumolid, yang disalah gunakan oleh artis ternama yang sudah terkenal di dunia hiburan. Ternyata dumild sendiri dikaitkan sebagai salah satu model psikotropika yang termasuk sebagai narkoba bila salah penggunaan.
Efek Samping Obat Dumolid
1. Kecanduan
Efek samping dumolid memberikan dampak kecanduan dan ketergantungan pada obat ini. Seseorang yang sudah mengkonsumsi obat ini sulit untuk tidur dan dijadikan sebagai doping penyumbang tenaga. Sehingga badan akan tetap terjaga walaupun semalaman tidak beristirahat.
2. Efek relaksasi
Alasan ini juga mengakibatkan orang mengalami kecanduan terhadap dumolid. Obat dumolid yang termasuk dalam golongan benzodiazepin ini juga digolongkan sebagai obat penenang untuk mengatasi kejang kejang atau depresi. Ketika seseorang sedang depresi, banyak dari mereka menyalahgunakan obat relaksasi ini dan berujung pada kecanduan. oleh sebab itu, pembatasan dari obat ini pada zaman sekarang sedang di lakukan dan akan dimasukan pada golongan narkoba.
3. Timbul Kecemasan
Setelah seseorang mengalami kecanduan dumolid dari efek relaksasi ini, maka orang tersebut akan meningkatkan dosis. Pasien yang menggunakan obat ini secara serampangan dan digunakan secara terus menerus pasti mengalami tingkat depresi dan perasaan cemas. Efek tersebut juga terjadi pada pecandu narkoba, dan dumolid termasuk dalam kategori zat adiktif golongan IV.
4. Gejala sakau
Secara ektrimnya, dumolid menyebabkan sakkau yang luar biasa. Seperti kejang kejang yang disertai dengan mulut berbusa merupakan bahaya kecanduan obat ini. tingkat rasa candu yang sudah dialami seseorang mengakibatkan efek fatal ini. apalagi obat ini terjual bebas di apotik dengan harga relatif
terjangkau.
5. Kematian
Resiko paling berbahaya dari dumolid adalah kematian. Penggunaan dari obat ini yang dicampurkan dengan alkohol dapat menyebabkan koma sampai pada hilangya nyawa. karena itulah sangat penting pembatasan obat ini. Biasanya penggunaan obat ini sebagai doping seseorang untuk beraktifitas malam pasti disertakan dengan alkohol atau minuman apapun.
Sehingga dumolid membawa keracunan karena zat adiktif didalamnya yang tidak bisa lagi dicerna tubuh. terlebih lagi ditambahkan alkohol yang bereaksi. Waspadai penyebaran obat ini dan perhatikan penggunaanya apabila Anda memang membutuhkan obat ini. Gunakan sesuai resep dokter.
6. Kerusakan sistem syaraf
Cara kerja obat ini bersinggungan pada sistem syaraf pusat. efek yang dirasakan dari obat ini layaknya bius dan relaksasi pada seluruh otot. Sehingga tingkat depresi dan rasa cemas menghilang. Kemampuan obat ini yang disalahgunakan tanpa adanya resep dari dokter akan menyebabkan sistem syaraf. Karena singgungn langsung zat adiktif ini berekasi pada syaraf. apabila digunakan dengan dosis tinggi, kemungkinan besar putus syaraf Anda akan terjadi.
7. Hilang Ingatan
Kejadian ini merupakan kelanjutan dari rusaknya sistem syaraf pusat akibat penggunaan dumolid yang melebihi dosis. seseorag yang menggunakan dumolid dan berakibat rasa candu merusak sistem memori yang ada di otak. Orang akan cenderung mudah lupa dan beresiko hilang ingatan (amnesia).
8. Penurunan kecerdasan
Semakin lama Anda menggunakan obat ini karena zat adiktif yang mampu membangun tenaga dan relaksasi maka Anda akan mengalami kecanduan. Efek dari pengguna dumolid yang sudah candu dapat mengurangi tingkat kecerdasan otak.
Kemampuan kognitif, daya pikir , nalar bahkan kecepatan pola pikir akan menurun seiring berjalannya waktu akibat dosis yang tidak tepat dan ketat. Ditambahlagi kemampuan visual juga dapat dipengaruhi yang berujung pada nada bicara yang tidak jelas
9. Depersonalisasi
Ini adalah efek jangka panjang yang sama terjadi pada pengguna narkoba. Dumolid sendiri juga mampu mebangun rasa ini. depersionalisasi sendiri diartikan sebagai kondisi dimana Anda merasa terpisah dari dunia nyata. Sehingga Anda akan tergolong sebagai orang gila.
Baca Juga: 7 Makanan Penghilang Ketombe yang Alami Dari Dalam Tubuh
Efek buruk dumolid tersebut sangat berbahaya sekali. Sehingga diperlukan pemahaman lebih baik terkait obat yang berada di pasaran dengan penggunaannya. Sebaiknya Anda juga lebih sering mengunjungi dokter agar bisa mengonsumsi obat yang sesuai dengan penyakit.