Penyebab dan Gejala Spasmofilia - Subjek pembahasan kali ini adalah penyakit dan gejala spasmofilia. Spasmofilia adalah suatu kondisi gangguan syaraf motorik yang menunjukkan sensitivitas yang abnormal terhadap rangsangan elektrik maupun mekanik.
Spasmofilia seringnya ditandai dengan kekakuan otot, kram, atau kedutan di bagian tubuh tertentu yang diikuti atau didahului dengan serangan panik. Jika kondisinya parah, maka kekakuan otot bisa sampai menyebabkan kejang. Berikut adalah penyebab dan gejala spasmofilia.
Penyebab dan gejala spasmofilia perlu diwaspadai, agar tidak terus berkelanjutan yang dapat membahayakan keselamatan jiwa. Penyebab spasmofilia yang pertama adalah hipoalbumin. Hipoalbumin adalah Kondisi yang menggambarkan keadaan albumin yang rendah dalam darah hingga di bawah normal. Albumin adalah jenis protein dengan jumlah terbanyak di dalam tubuh yang membentuk plasma darah.
Albumin berfungsi untuk mengikat cairan tubuh agar keluar dari pembuluh darah. Bila kadar albumin rendah, maka cairan dapan keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan dapat terjadi di kedua kaki, kelenjar parotis dan wajah.
Hipomagnesium adalah kondisi rendahnya kadar magnesium dalam tubuh. Magnesium dalam tubuh berfungsi membentuk struktur tulang yang sehat. Selain itu, magnesium penting peranannya dalam menunjang kinerja syaraf dan otot untuk melakukan fungsi tertentu. Magnesium dapat diperoleh dari asupan makanan seperti tahu, bayam, kacang tanah, dan almond.
Diare dapat terjadi karena salah mengkonsumsi makanan atau minuman, mengkonsumsi obat tertentu dan juga stres yang bekepanjangan. Munculnya diare ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dan tinja encer. Meski sering kali dianggap enteng, faktanya diare yang terus berlanjut dapat menyebabkan dehidrasi, karena hilangnya cairan tubuh.
Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dapat menggunkan cairan oralit. Namun, pada penderita penyakit tertentu, seperti jantung, mengkonsumsi cairan oralit harus sesuai dengan saran dan dosis yang tepat dari dokter.
Spasmofilia juga sangat rentan menyerang seseorang yang memiliki pola makan buruk. Pola makan yang buruk memang menjadi pemicu awal hadirnya berbagai penyakit dalam tubuh. Padahal segala zat yang tubuh perlukan tiap hari didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Untuk menghindari terkena spasmofilia, terapkan makan makanan sehat dan bergizi serta makan secara teratur.
Pankreatitis adalah keadaan peradangan pada organ pankrea. Pada tahap awal peradangan bisa terjadi dalam waktu singkat tetapi berulang –ulang. Pada tahap yang lebih parah peradangan dapat merusak organ pankreas secara permanen. Penyakit ini sering menyerang pada seseorang yang memiliki kadar kalsium tinggi pada tubuhnya.
Keluhan yang terjadi akibat dari penyakit ini adalah mual muntah, hilang nafsu makan, nyeri pada bagian perut dan turunnya berat badan. Untuk mendiagnosis adanya penyakit ini perlu diadakan pemeriksaan tinja, CT scan, USG, MRCP, biospi dan edoskopi.
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menjadi penyebab seseorang untuk terjangkit penyakit yang sama, seperti juga spasmofilia. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai riwayat spasmofilia, pastikan anda rutin mengontrol kondisi kesehatan, sebgai bentuk pencegahan agar terhindar dari penyakit tersebut.
Hipoparatiroid adalah kondisi langka berupa rendahnya hormon paratiroid yang ada dalam tubuh. Sedikitnya jumlah hormon memicu menurunnya jumlah kalsium pada tulang dan darah. Kondisi inilah yang akhirnya rentan untuk seseorang terkena spasmofilia.
Hipoparatiroid dapat menyebabkan pusing, kelelahan, katarak, depresi, penipisan rambut serta nyeri otot atau kram. Selain itu, bila tidak segera ditangani dapat juga memicu komplikasi penyakit lain seperti gangguan fungsi ginjal hingga gagal jantung.
Seperti halnya hipoparatiroid, sepsis juga tergolong keadaan langka yang juga dapat membahayakan keselamat jiwa. Penyakit ini juga sering disebut dengan keracunan darah. Bila hal ini terjadi bukan hanya tubuh akan kekurangan pasokan keping darah namun juga kekurangan kalsium.
Sepsis dapat menyerang pada berbagai kelompok usia, namun kelompok tertentu memiliki potensi yang lebih besar untuk terserang penyakit ini. Kelompok yang rentan terhadap penyakit ini adalah anak-anak, ibu hamil, pengidap penyakit jangka panjang dan seseorang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
Selain dari delapan penyebab yang telah dipaparkan diatas, adanya gejala spasmofilia juga perlu untuk anda ketahui. Dengan mengetahui gejala suatu penyakit berarti anda dapat segera mendapat pertolongan yang dibutuhkan sebelum penyakit tersebut bertambah parah.
1. Bila menyerang leher : kekakuan pada leher , mudah berkeringat, dan nyeri pada bagian kepala.
2. Bila menyerang dada : hiperventilasi, keluar banyak keringat, nyeri dada, dan detak jantung tidak beraturan.
3. Bila menyerang otot perut : mual, muntah, nafsu makan turun, dan nyeri pada ulu hati.
4. Gejala psikis : cemas berlebihan, serangan panik, emosi tidak stabil, depresi, gelisah dan selalu berburuk sangka.
Untuk anda yang mungkin saat ini mengalami spasmofilia, ada baiknya anda menghindari kelelahan dan menurunkan tingkat stres karena keduanya dapat memperburuk kondisi. Ada baiknya segera menemui dokter syaraf untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat.
Spasmofilia seringnya ditandai dengan kekakuan otot, kram, atau kedutan di bagian tubuh tertentu yang diikuti atau didahului dengan serangan panik. Jika kondisinya parah, maka kekakuan otot bisa sampai menyebabkan kejang. Berikut adalah penyebab dan gejala spasmofilia.
Penyebab Spasmofilia :
1. Hipoalbumin
Penyebab dan gejala spasmofilia perlu diwaspadai, agar tidak terus berkelanjutan yang dapat membahayakan keselamatan jiwa. Penyebab spasmofilia yang pertama adalah hipoalbumin. Hipoalbumin adalah Kondisi yang menggambarkan keadaan albumin yang rendah dalam darah hingga di bawah normal. Albumin adalah jenis protein dengan jumlah terbanyak di dalam tubuh yang membentuk plasma darah.
Albumin berfungsi untuk mengikat cairan tubuh agar keluar dari pembuluh darah. Bila kadar albumin rendah, maka cairan dapan keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan dapat terjadi di kedua kaki, kelenjar parotis dan wajah.
2. Hipomagnesium
Hipomagnesium adalah kondisi rendahnya kadar magnesium dalam tubuh. Magnesium dalam tubuh berfungsi membentuk struktur tulang yang sehat. Selain itu, magnesium penting peranannya dalam menunjang kinerja syaraf dan otot untuk melakukan fungsi tertentu. Magnesium dapat diperoleh dari asupan makanan seperti tahu, bayam, kacang tanah, dan almond.
3. Diare
Diare dapat terjadi karena salah mengkonsumsi makanan atau minuman, mengkonsumsi obat tertentu dan juga stres yang bekepanjangan. Munculnya diare ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dan tinja encer. Meski sering kali dianggap enteng, faktanya diare yang terus berlanjut dapat menyebabkan dehidrasi, karena hilangnya cairan tubuh.
Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dapat menggunkan cairan oralit. Namun, pada penderita penyakit tertentu, seperti jantung, mengkonsumsi cairan oralit harus sesuai dengan saran dan dosis yang tepat dari dokter.
4. Pola makan buruK
Spasmofilia juga sangat rentan menyerang seseorang yang memiliki pola makan buruk. Pola makan yang buruk memang menjadi pemicu awal hadirnya berbagai penyakit dalam tubuh. Padahal segala zat yang tubuh perlukan tiap hari didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Untuk menghindari terkena spasmofilia, terapkan makan makanan sehat dan bergizi serta makan secara teratur.
5. Pankreatitis
Pankreatitis adalah keadaan peradangan pada organ pankrea. Pada tahap awal peradangan bisa terjadi dalam waktu singkat tetapi berulang –ulang. Pada tahap yang lebih parah peradangan dapat merusak organ pankreas secara permanen. Penyakit ini sering menyerang pada seseorang yang memiliki kadar kalsium tinggi pada tubuhnya.
Keluhan yang terjadi akibat dari penyakit ini adalah mual muntah, hilang nafsu makan, nyeri pada bagian perut dan turunnya berat badan. Untuk mendiagnosis adanya penyakit ini perlu diadakan pemeriksaan tinja, CT scan, USG, MRCP, biospi dan edoskopi.
6. Faktor keturunan
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menjadi penyebab seseorang untuk terjangkit penyakit yang sama, seperti juga spasmofilia. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai riwayat spasmofilia, pastikan anda rutin mengontrol kondisi kesehatan, sebgai bentuk pencegahan agar terhindar dari penyakit tersebut.
7. Hipoparatiroid
Hipoparatiroid adalah kondisi langka berupa rendahnya hormon paratiroid yang ada dalam tubuh. Sedikitnya jumlah hormon memicu menurunnya jumlah kalsium pada tulang dan darah. Kondisi inilah yang akhirnya rentan untuk seseorang terkena spasmofilia.
Hipoparatiroid dapat menyebabkan pusing, kelelahan, katarak, depresi, penipisan rambut serta nyeri otot atau kram. Selain itu, bila tidak segera ditangani dapat juga memicu komplikasi penyakit lain seperti gangguan fungsi ginjal hingga gagal jantung.
8. Sepsis
Seperti halnya hipoparatiroid, sepsis juga tergolong keadaan langka yang juga dapat membahayakan keselamat jiwa. Penyakit ini juga sering disebut dengan keracunan darah. Bila hal ini terjadi bukan hanya tubuh akan kekurangan pasokan keping darah namun juga kekurangan kalsium.
Sepsis dapat menyerang pada berbagai kelompok usia, namun kelompok tertentu memiliki potensi yang lebih besar untuk terserang penyakit ini. Kelompok yang rentan terhadap penyakit ini adalah anak-anak, ibu hamil, pengidap penyakit jangka panjang dan seseorang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
Selain dari delapan penyebab yang telah dipaparkan diatas, adanya gejala spasmofilia juga perlu untuk anda ketahui. Dengan mengetahui gejala suatu penyakit berarti anda dapat segera mendapat pertolongan yang dibutuhkan sebelum penyakit tersebut bertambah parah.
Gejala Spasmofilia :
1. Bila menyerang leher : kekakuan pada leher , mudah berkeringat, dan nyeri pada bagian kepala.
2. Bila menyerang dada : hiperventilasi, keluar banyak keringat, nyeri dada, dan detak jantung tidak beraturan.
3. Bila menyerang otot perut : mual, muntah, nafsu makan turun, dan nyeri pada ulu hati.
4. Gejala psikis : cemas berlebihan, serangan panik, emosi tidak stabil, depresi, gelisah dan selalu berburuk sangka.
Untuk anda yang mungkin saat ini mengalami spasmofilia, ada baiknya anda menghindari kelelahan dan menurunkan tingkat stres karena keduanya dapat memperburuk kondisi. Ada baiknya segera menemui dokter syaraf untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat.