Bahaya Dan Manfaat Dari Makan Emping Melinjo. Melinjo dikenal dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), Khalet (Bahasa Kamboja), bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), atau tangkil (bahasa Sunda). Melinjo memiliki banyak manfaatnya, hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan. Daun muda (disebut SO) dan tangkilnya dapat digunakan sebagai bahan sayuran. aKulit biji melinjo dapat dijadikan cemilan dengan cara diberi bumbu dan digoreng. Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman melinjo ini mempunyai kandungan gizi yang cukup banyak, selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, mineral dan vitamin–vitamin
Selain sebagai makanan alternatif, manfaat melinjo telah ditemukan oleh peneliti dari jepang. Melinjo diketahui mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi, sehingga dapat menangkal berbagai radikal bebas penyebab berbagai macam penyakit. Melinjo juga berpotensi sebagai antimikroba yang dapat dipakai sebagai pengawet alami makanan dan obat untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Bahaya Emping Melinjo Bagi Kesehatan
Emping melinjo merupakan makanan ringan olahan dari biji melinjo yang sudah tua berfungsi sebagai teman makanan pokok (nasi) dan minum teh. Empung melinjo berbentuk padat, pipih, kering, rasanya agak pahit dan memiliki aroma yang khas seperti aroma kacang almond, namun beberapa orang tidak mau mengkonsumsi emping melinjo, karena adanya senyawa purin yang terdapat dalam biji melinjo. Senyawa purin yang terkandung dalam emping melinjo selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia seperti adenin yang dapat menurunkan pertumbuhan, meningkatkan aktifitas enzim purin di hati, perubahan pada pola ekskresi purin di urin, volume urin meningkat dan terjadi pembesaran ginjal.
Asam urat lebih dikenal di masyarakat sebagai sebutan untuk suatu penyakit, tetapi sebenarnya asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Asam urat selalu ada dalam tubuh manusia, yang apabila kadarnya meningkat dapat menimbulkan beberapa keluhan. Peningkatan kadar asam urat darah atau hiperurisemia adalah kadar asam urat darah di atas 7 mg/dl pada laki-laki dan di atas 6 mg/dl pada perempuan (Wortmann, 1995)
Asam urat selalu ada dalam tubuh manusia, apabila kadarnya meningkat (hiperurisemia) dapat menimbulkan keluhan antara lain gout artritis. Penyebab gout artritis bervariasi dan dapat dipicu oleh diet tinggi purin. Sendi-sendi yang diserang adalah jari-jari kaki, dengkul, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan siku. Selain nyeri, penyakit asam urat juga dapat membuat persendian membengkak, meradang panas dan kaku. Biasanya peningkatan kadar asam urat darah sesudah konsumsi emping goreng terjadi pada 3 jam pertama. Pada 3 jam kedua terjadi penurunan kadar asam urat darah yang mendekati normal.
Peningkatan Purin akibat pengonsumsian emping mlinjo sebernarya dapat dikurangi, sudah banyak penelitian tentang bagaimana caranya menurunkan kandungan purin di dalam melinjo, Tetapi apabila anda mengkonsumsi terlalu banyak emping melinjo juga sama saja, kadar asam urat darah anda akan meningkat. Untuk itu apabila anda ingin mengkonsumi emping melinjo, sebaiknya makan secukupnya saja.
Sumber:
Rostiati. 2013. Suhu Penyimpanan Dan Kulit Biji Terhadap Kadar Purin Biji Melinjo. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah.
Wortmann R. L., 1995. Gout dan Gangguan Metabolisme Purin Lain dalam Harrison Prinsip-prinsip Ilmu penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta.
Selain sebagai makanan alternatif, manfaat melinjo telah ditemukan oleh peneliti dari jepang. Melinjo diketahui mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi, sehingga dapat menangkal berbagai radikal bebas penyebab berbagai macam penyakit. Melinjo juga berpotensi sebagai antimikroba yang dapat dipakai sebagai pengawet alami makanan dan obat untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Bahaya Emping Melinjo Bagi Kesehatan
Emping melinjo merupakan makanan ringan olahan dari biji melinjo yang sudah tua berfungsi sebagai teman makanan pokok (nasi) dan minum teh. Empung melinjo berbentuk padat, pipih, kering, rasanya agak pahit dan memiliki aroma yang khas seperti aroma kacang almond, namun beberapa orang tidak mau mengkonsumsi emping melinjo, karena adanya senyawa purin yang terdapat dalam biji melinjo. Senyawa purin yang terkandung dalam emping melinjo selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia seperti adenin yang dapat menurunkan pertumbuhan, meningkatkan aktifitas enzim purin di hati, perubahan pada pola ekskresi purin di urin, volume urin meningkat dan terjadi pembesaran ginjal.
Asam urat lebih dikenal di masyarakat sebagai sebutan untuk suatu penyakit, tetapi sebenarnya asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Asam urat selalu ada dalam tubuh manusia, yang apabila kadarnya meningkat dapat menimbulkan beberapa keluhan. Peningkatan kadar asam urat darah atau hiperurisemia adalah kadar asam urat darah di atas 7 mg/dl pada laki-laki dan di atas 6 mg/dl pada perempuan (Wortmann, 1995)
Asam urat selalu ada dalam tubuh manusia, apabila kadarnya meningkat (hiperurisemia) dapat menimbulkan keluhan antara lain gout artritis. Penyebab gout artritis bervariasi dan dapat dipicu oleh diet tinggi purin. Sendi-sendi yang diserang adalah jari-jari kaki, dengkul, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan siku. Selain nyeri, penyakit asam urat juga dapat membuat persendian membengkak, meradang panas dan kaku. Biasanya peningkatan kadar asam urat darah sesudah konsumsi emping goreng terjadi pada 3 jam pertama. Pada 3 jam kedua terjadi penurunan kadar asam urat darah yang mendekati normal.
Peningkatan Purin akibat pengonsumsian emping mlinjo sebernarya dapat dikurangi, sudah banyak penelitian tentang bagaimana caranya menurunkan kandungan purin di dalam melinjo, Tetapi apabila anda mengkonsumsi terlalu banyak emping melinjo juga sama saja, kadar asam urat darah anda akan meningkat. Untuk itu apabila anda ingin mengkonsumi emping melinjo, sebaiknya makan secukupnya saja.
Sumber:
Rostiati. 2013. Suhu Penyimpanan Dan Kulit Biji Terhadap Kadar Purin Biji Melinjo. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah.
Wortmann R. L., 1995. Gout dan Gangguan Metabolisme Purin Lain dalam Harrison Prinsip-prinsip Ilmu penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta.