Pada tulisan sebelumnya membahas penyebab toxoplasma . Nah, kali ini kita akan lanjutkan dengan gejala toxoplasma. Bagi orang dengan daya tubuh kuat, infeksi ini tidak menunjukkan gejala apapun atau gejala toxoplasma yang timbul sangat mirip dengan flu sehingga jarang sekali orang menyadarinya.
Beberapa gejala toxoplasma memang mirip dengan penyakit pada umumnya. Gejala toxoplasma dapat muncul lebih parah pada orang dengan tingkat imunitas rendah, sedang hamil, atau pada bayi. Gejala toxoplasma pada manusia paling umum berupa:
Gejala toxoplasma yang pertama adalah demam. Demam adalah reaksi awal yang terjadi akibat adanya infeksi dan metode tubuh untuk bertahan. Sel yang terinfeksi mengalami radang sehingga menimbulkan mekanisme pelepasan zat yang dapat menstimulus pusat pengaturan suhu di otak untuk membunuh mikroorganisme dengan panas tubuh. Sayangnya, parasit Toxoplasma gondii tahan panas.
Gejala ini terjadi akibat infeksi yang telah masuk dan menjalar ke seluruh tubuh. Ketidakseimbangan syaraf mengakibatkan sebagian penderita taxoplasma mengalami nyeri pada beberapa bagian otot seperti tangan dan kaki. Gejala ini memang jarang ditemukan, namun dapat terjadi dan dialami oleh ibu hamil.
Orang yang terkena infeksi cenderung mengalami peningkatan metabolisme sel, yang pada akhirnya memacu kerja jaringan. Hal ini bertujuan agar sel-sel yang sehat dapat bertahan dan tidak mengalami sakit seperti halnya sel yang terinfeksi. Sel yang rusak akan diregenerasi atau dihancurkan oleh tubuh, yang membutuhkan peningkatan kerja sel seluruh tubuh. Itulah mengapa tubuh menjadi cepat lelah.
Radang tenggorokan atau pharyngitis ditandai dengan munculnya rasa sakit pada kerongkongan sehingga sulit untuk menelan makanan dalam waktu yang singkat namun berulang kali. Penyebaran infeksi toxoplasma ternyata juga dapat menyebabkan hal ini.
Pembengkakan kalenjar getah bening, atau dalam istilah medisnya disebut lymphadenophaty juga merupakan reaksi tubuh terhadap adanya infeksi. Kalenjar ini akan melawan penyebab infeksi sehingga dapat mengalami pembengkakan, paling sering di area leher.
Jika area belakang telinga Anda, yang dekat dengan kalenjar getah bening, berdengung, bisa jadi Anda mengalami infeksi toxoplasma. Hal ini terjadi karena tidak stabilnya kinerja kalenjar getah bening karena sedang melawan parasit pembawa infeksi.
Selain telinga, indra lain yang diserang infeksi ini adalah mata. Bayi penderita toxoplasma sangat rentan mengalami hal ini, yang terjadi karena infeksi menembus plasenta. Kelainan mata yang sering terjadi adalah penglihatan kabur, mata juling (strabismus), mata berkedip cepat (nystagmus), dan katarak.
Penderita toxoplasma seringkali mengalami penurunan sistem koordinasi tubuh. Keseimbangan mereka akan terganggu dan kurang responsif. Sehingga, refleks pun berkurang.
Toxoplasma dapat mempengaruhi fertilitas pengidapnya. Tidak hanya wanita yang mengalaminya, infertilitas juga dapat terjadi pada pria. Toxoplasma gondii dapat menyerang saluran sperma sehingga mengalami penyempitam atau bahkan tersumbat secara permanen.
Keguguran atau abortus sering terjadi pada trimester pertama kehamilan. Darah yang terinfeksi Toxoplasma gondii dapat menembus plasenta dan menyebabkan plasentitis. Plasentitis bisa menyebabkan tidak dapat tumbuhnya plasenta sehingga janin rawan keguguran.
Bayi lahir premature sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh toxoplasma. Namun, keadaan terinfeksi toxoplasma juga menjadi faktor resiko. Pun, saat bayi sudah lahir, bayi prematur berpotensi mengalami kelainan bawaan karena terjadi infeksi pada masa pembentukan organ.
Disebut juga Intra Uterine Fetal Death (IUFD), dapat terjadi karena infeksi toxoplasma yang menyerang plasenta. Akibatnya, plasenta tidak mampu menyalurkan nutrisi dan oksigen. Selain itu, plasenta bisa saja terlepas lebih cepat dari dinding rahim. Dalam waktu lama, hal ini dapat menyebabkan bayi koma dan kemudian meninggal dalam kandungan.
Kelainan yang paling sering terjadi adalah hidrosefalus, bayi lahir dengan kepala berukuran besar karena mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak sehingga menekan otak.
Baca Juga : 10 Penyebab Penyakit Toxoplasma yang Perlu Diketahui
Kelainan lain yang dapat terjadi adalah mikrosefalus dan anensefalus. Mikrosefalus adalah kebalikan dari hidrosefalus, bayi lahir dengan ukuran kepala kecil. Sedangkan anensefalus adalah kondisi dimana bayi lahir tanpa tengkorak sebagai pelindung otak. Kesemuanya bisa terjadi karena infeksi taxoplasma pada trimester awal kehamilan,
Itulah 13 gejala penyakit toxoplasma yang paling sering terjadi. Paling berbahaya jika yang mengalaminya adalah ibu hamil, karena dapat mempengaruhi janin dan bayi yang nantinya akan lahir. Semoga bermanfaat untuk Anda.
Beberapa gejala toxoplasma memang mirip dengan penyakit pada umumnya. Gejala toxoplasma dapat muncul lebih parah pada orang dengan tingkat imunitas rendah, sedang hamil, atau pada bayi. Gejala toxoplasma pada manusia paling umum berupa:
1. Demam
Gejala toxoplasma yang pertama adalah demam. Demam adalah reaksi awal yang terjadi akibat adanya infeksi dan metode tubuh untuk bertahan. Sel yang terinfeksi mengalami radang sehingga menimbulkan mekanisme pelepasan zat yang dapat menstimulus pusat pengaturan suhu di otak untuk membunuh mikroorganisme dengan panas tubuh. Sayangnya, parasit Toxoplasma gondii tahan panas.
2. Nyeri Otot
Gejala ini terjadi akibat infeksi yang telah masuk dan menjalar ke seluruh tubuh. Ketidakseimbangan syaraf mengakibatkan sebagian penderita taxoplasma mengalami nyeri pada beberapa bagian otot seperti tangan dan kaki. Gejala ini memang jarang ditemukan, namun dapat terjadi dan dialami oleh ibu hamil.
3. Mudah Lelah
Orang yang terkena infeksi cenderung mengalami peningkatan metabolisme sel, yang pada akhirnya memacu kerja jaringan. Hal ini bertujuan agar sel-sel yang sehat dapat bertahan dan tidak mengalami sakit seperti halnya sel yang terinfeksi. Sel yang rusak akan diregenerasi atau dihancurkan oleh tubuh, yang membutuhkan peningkatan kerja sel seluruh tubuh. Itulah mengapa tubuh menjadi cepat lelah.
4. Radang tenggorokan
Radang tenggorokan atau pharyngitis ditandai dengan munculnya rasa sakit pada kerongkongan sehingga sulit untuk menelan makanan dalam waktu yang singkat namun berulang kali. Penyebaran infeksi toxoplasma ternyata juga dapat menyebabkan hal ini.
5. Pembengkakan kalenjar getah bening
Pembengkakan kalenjar getah bening, atau dalam istilah medisnya disebut lymphadenophaty juga merupakan reaksi tubuh terhadap adanya infeksi. Kalenjar ini akan melawan penyebab infeksi sehingga dapat mengalami pembengkakan, paling sering di area leher.
6. Gangguan pendengaran
Jika area belakang telinga Anda, yang dekat dengan kalenjar getah bening, berdengung, bisa jadi Anda mengalami infeksi toxoplasma. Hal ini terjadi karena tidak stabilnya kinerja kalenjar getah bening karena sedang melawan parasit pembawa infeksi.
7. Gangguan penglihatan
Selain telinga, indra lain yang diserang infeksi ini adalah mata. Bayi penderita toxoplasma sangat rentan mengalami hal ini, yang terjadi karena infeksi menembus plasenta. Kelainan mata yang sering terjadi adalah penglihatan kabur, mata juling (strabismus), mata berkedip cepat (nystagmus), dan katarak.
8. Sistem Koordinasi Menurun
Penderita toxoplasma seringkali mengalami penurunan sistem koordinasi tubuh. Keseimbangan mereka akan terganggu dan kurang responsif. Sehingga, refleks pun berkurang.
9. Kemandulan
Toxoplasma dapat mempengaruhi fertilitas pengidapnya. Tidak hanya wanita yang mengalaminya, infertilitas juga dapat terjadi pada pria. Toxoplasma gondii dapat menyerang saluran sperma sehingga mengalami penyempitam atau bahkan tersumbat secara permanen.
10. Keguguran
Keguguran atau abortus sering terjadi pada trimester pertama kehamilan. Darah yang terinfeksi Toxoplasma gondii dapat menembus plasenta dan menyebabkan plasentitis. Plasentitis bisa menyebabkan tidak dapat tumbuhnya plasenta sehingga janin rawan keguguran.
11. Bayi lahir prematur
Bayi lahir premature sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh toxoplasma. Namun, keadaan terinfeksi toxoplasma juga menjadi faktor resiko. Pun, saat bayi sudah lahir, bayi prematur berpotensi mengalami kelainan bawaan karena terjadi infeksi pada masa pembentukan organ.
12. Kematian janin dalam kandungan
Disebut juga Intra Uterine Fetal Death (IUFD), dapat terjadi karena infeksi toxoplasma yang menyerang plasenta. Akibatnya, plasenta tidak mampu menyalurkan nutrisi dan oksigen. Selain itu, plasenta bisa saja terlepas lebih cepat dari dinding rahim. Dalam waktu lama, hal ini dapat menyebabkan bayi koma dan kemudian meninggal dalam kandungan.
13. Kelainan pada kepala bayi
Kelainan yang paling sering terjadi adalah hidrosefalus, bayi lahir dengan kepala berukuran besar karena mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak sehingga menekan otak.
Baca Juga : 10 Penyebab Penyakit Toxoplasma yang Perlu Diketahui
Kelainan lain yang dapat terjadi adalah mikrosefalus dan anensefalus. Mikrosefalus adalah kebalikan dari hidrosefalus, bayi lahir dengan ukuran kepala kecil. Sedangkan anensefalus adalah kondisi dimana bayi lahir tanpa tengkorak sebagai pelindung otak. Kesemuanya bisa terjadi karena infeksi taxoplasma pada trimester awal kehamilan,
Itulah 13 gejala penyakit toxoplasma yang paling sering terjadi. Paling berbahaya jika yang mengalaminya adalah ibu hamil, karena dapat mempengaruhi janin dan bayi yang nantinya akan lahir. Semoga bermanfaat untuk Anda.