Seseorang dengan masalah depresi akan selalu kelihatan murung karena merasa sedih maupun hampa. Bahkan penderita depresi rata-rata kehilangan minat untuk sebagian besar kegiatan apalagi kehidupan sosial. Tak hanya itu, seseorang dengan depresi akan mengalami susah tidur seperti insomnia atau justru hipersomnia setiap harinya. Mudah bingung, kehilangan berat badan, memiliki perasaan bersalah atau tidak berharga, kemudian juga selalu merasa lelah.
Supaya bisa menghindari akibat depresi berkepanjangan, beberapa terapi psikologi untuk depresi di bawah ini bisa jadi solusi:
Terapi psikologi untuk depresi yang pertama yakni Terapi Perilaku Kognitif . terapi perilaku kognitif ini diperlukan oleh penderita depresi untuk mengubah pola pikir yang negatif menjadi lebih positif. Dengan demikian, maka ia akan mengubah perilakunya menjadi lebih baik juga nantinya.
Terapi jenis ini termasuk praktis dan sederhana di mana tak akan makan waktu lama, hanya saja memang memerlukan kerjasama antara terapis dan pasien secara baik. Pengamatan dan evaluasi akan perilaku pasien bakal dilakukan sesuai pemberian tugas. 7 bulan adalah lama waktu terapi di mana seminggu diadakan pertemuan 1-3 kali. Terapi ini cocok untuk yang mengalami fobia, gangguan suasana hati dan gangguan makan (anoreksia).
Metode terapi Interpersonal mampu menyembuhkan masalah depresi tersebut sehingga pasien nantinya akan dapat melakukan interaksi secara normal dengan orang lain. Lamanya waktu terapi adalah 20 minggu dengan fokus kepada si pasien langsung supaya kemampuan interpersonalnya jauh lebih baik. Nanti pasien akan diberi tugas tertentu untuk diselesaikan.
Dengan terapi ini, pasien nantinya akan bisa mulai terbuka untuk menceritakan tentang masalahnya. Tanpa adanya interupsi, pasien akan mengeluarkan isi pikiran dan perasaaannya.
Ketika pasien telah memiliki rasa nyaman untuk mengeluarkan apa yang ia rasakan dan pikirkan, maka dari situlah bakal tampak pola perilaku pasien yang ditangkap oleh terapis selama berjalannya terapi secara tak sadar. Terapis kemudian baru bisa membuat kesimpulan tentang sumber masalah penyebab si pasien merasa depresi.
Sesudah sumber masalah terdeteksi dan teridentifikasi, maka ada tindakan yang dibuat oleh terapis untuk pengubahan perilaku dari si pasien yang tak wajar. Untuk pasien dengan kepanikan berlebih, cemas, dan suka bereksplorasi dengan pikirannya sendiri, maka terapi ini sangat sesuai. Durasi terapi bisa 2 tahun lamanya dengan seminggu 1-2 kali pertemuan antara pasien dan terapis.
Terapi ini untuk membantu pasien dalam memahami pikiran sekaligus perilakunya yang cukup terbilang ekstrem. Pasien kemudian akan diminta untuk menirukan serta melakukan pengembangan terhadap kemampuan interpersonalnya supaya perilaku kembali normal. Pasien yang mengalami depresi ini juga perlu melatih diri untuk mengembangkan kemampuan interpersonalnya setiap minggu.
ECT atau terapi elektrokonvulsif menurut hasil penelitian terakhir diketahui sangat efektif bila ditempuh oleh penderita depresi tahap berat. Hasilnya, penderita bakal merasa jauh lebih baik dan bahkan dalam proses ECT tidak akan merasa nyeri sama sekali. Ini karena impuls elektriklah yang disalurkan ke otak; hanya saja, tetap ada efek samping seperti hilang ingatan, disorientasi ingatan, dan kebingungan yang biasanya hanya sebentar.
Terapi semacam ini juga sudah banyak digunakan dan ditempuh oleh banyak penderita depresi. Metode terapi ini berfokus pada penggunaan audio gelombang otak di mana di dalamnya ada musik anti-depresan sehingga aktivitas gelombang otak dan audio dapat lebih seimbang.
Cara ini diketahui ampuh karena kemudian depresi dapat hilang dari pikiran Anda sendiri. Pada seseorang dengan masalah depresi biasanya memiliki gangguan gelombang alpha yang dominan. Gelombang otak pun menjadi meningkat dengan bantuan gelombang otak alpha ini supaya tak terjebak pada theta atau gelombang lamunan. Terapi ini sudah banyak digunakan dan hasilnya pun sangat efektif untuk mengembalikan pasien seperti semula, yakni berkondisi normal dan bebas depresi.
Pasien hanya cukup duduk berada di dekat sebuah kotak yang bercahaya terang sekali. Cahaya tersebut adalah cahaya yang digunakan untuk menerapi.
Umumnya, prosedur terapi semacam ini perlu dilakukan selama 15 menit kurang lebih, tapi lama-kelamaan akan ditingkatkan menjadi 2 jam per hari. Tingkat keparahan gejala depresi menjadi penentu durasi dari terapi ini. Untuk seberapa tinggi intensitas cahaya, hal ini juga menjadi keputusan dokter.
Baca Juga : 14 Gejala Penyakit Anoreksia yang Perlu Diketahui
Itulah metode-metode terapi psikologi untuk depresi ringan hingga berat yang patut dicoba oleh para pasien penderita depresi. Terapi yang tepat bakal memberikan hasil kesembuhan yang juga sempurna tanpa penggunaan obat-obatan dan terjauhi dari penyakit berbahaya.
Supaya bisa menghindari akibat depresi berkepanjangan, beberapa terapi psikologi untuk depresi di bawah ini bisa jadi solusi:
1. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi psikologi untuk depresi yang pertama yakni Terapi Perilaku Kognitif . terapi perilaku kognitif ini diperlukan oleh penderita depresi untuk mengubah pola pikir yang negatif menjadi lebih positif. Dengan demikian, maka ia akan mengubah perilakunya menjadi lebih baik juga nantinya.
Terapi jenis ini termasuk praktis dan sederhana di mana tak akan makan waktu lama, hanya saja memang memerlukan kerjasama antara terapis dan pasien secara baik. Pengamatan dan evaluasi akan perilaku pasien bakal dilakukan sesuai pemberian tugas. 7 bulan adalah lama waktu terapi di mana seminggu diadakan pertemuan 1-3 kali. Terapi ini cocok untuk yang mengalami fobia, gangguan suasana hati dan gangguan makan (anoreksia).
2. Terapi Interpersonal
Metode terapi Interpersonal mampu menyembuhkan masalah depresi tersebut sehingga pasien nantinya akan dapat melakukan interaksi secara normal dengan orang lain. Lamanya waktu terapi adalah 20 minggu dengan fokus kepada si pasien langsung supaya kemampuan interpersonalnya jauh lebih baik. Nanti pasien akan diberi tugas tertentu untuk diselesaikan.
3. Terapi Psikodinamik
Dengan terapi ini, pasien nantinya akan bisa mulai terbuka untuk menceritakan tentang masalahnya. Tanpa adanya interupsi, pasien akan mengeluarkan isi pikiran dan perasaaannya.
Ketika pasien telah memiliki rasa nyaman untuk mengeluarkan apa yang ia rasakan dan pikirkan, maka dari situlah bakal tampak pola perilaku pasien yang ditangkap oleh terapis selama berjalannya terapi secara tak sadar. Terapis kemudian baru bisa membuat kesimpulan tentang sumber masalah penyebab si pasien merasa depresi.
Sesudah sumber masalah terdeteksi dan teridentifikasi, maka ada tindakan yang dibuat oleh terapis untuk pengubahan perilaku dari si pasien yang tak wajar. Untuk pasien dengan kepanikan berlebih, cemas, dan suka bereksplorasi dengan pikirannya sendiri, maka terapi ini sangat sesuai. Durasi terapi bisa 2 tahun lamanya dengan seminggu 1-2 kali pertemuan antara pasien dan terapis.
4. Terapi Perilaku Dialektik
Terapi ini untuk membantu pasien dalam memahami pikiran sekaligus perilakunya yang cukup terbilang ekstrem. Pasien kemudian akan diminta untuk menirukan serta melakukan pengembangan terhadap kemampuan interpersonalnya supaya perilaku kembali normal. Pasien yang mengalami depresi ini juga perlu melatih diri untuk mengembangkan kemampuan interpersonalnya setiap minggu.
5. Terapi Stimulasi Otak
ECT atau terapi elektrokonvulsif menurut hasil penelitian terakhir diketahui sangat efektif bila ditempuh oleh penderita depresi tahap berat. Hasilnya, penderita bakal merasa jauh lebih baik dan bahkan dalam proses ECT tidak akan merasa nyeri sama sekali. Ini karena impuls elektriklah yang disalurkan ke otak; hanya saja, tetap ada efek samping seperti hilang ingatan, disorientasi ingatan, dan kebingungan yang biasanya hanya sebentar.
6. Terapi Gelombang Otak Depression Self Help
Terapi semacam ini juga sudah banyak digunakan dan ditempuh oleh banyak penderita depresi. Metode terapi ini berfokus pada penggunaan audio gelombang otak di mana di dalamnya ada musik anti-depresan sehingga aktivitas gelombang otak dan audio dapat lebih seimbang.
Cara ini diketahui ampuh karena kemudian depresi dapat hilang dari pikiran Anda sendiri. Pada seseorang dengan masalah depresi biasanya memiliki gangguan gelombang alpha yang dominan. Gelombang otak pun menjadi meningkat dengan bantuan gelombang otak alpha ini supaya tak terjebak pada theta atau gelombang lamunan. Terapi ini sudah banyak digunakan dan hasilnya pun sangat efektif untuk mengembalikan pasien seperti semula, yakni berkondisi normal dan bebas depresi.
7. Terapi Cahaya
Pasien hanya cukup duduk berada di dekat sebuah kotak yang bercahaya terang sekali. Cahaya tersebut adalah cahaya yang digunakan untuk menerapi.
Umumnya, prosedur terapi semacam ini perlu dilakukan selama 15 menit kurang lebih, tapi lama-kelamaan akan ditingkatkan menjadi 2 jam per hari. Tingkat keparahan gejala depresi menjadi penentu durasi dari terapi ini. Untuk seberapa tinggi intensitas cahaya, hal ini juga menjadi keputusan dokter.
Baca Juga : 14 Gejala Penyakit Anoreksia yang Perlu Diketahui
Itulah metode-metode terapi psikologi untuk depresi ringan hingga berat yang patut dicoba oleh para pasien penderita depresi. Terapi yang tepat bakal memberikan hasil kesembuhan yang juga sempurna tanpa penggunaan obat-obatan dan terjauhi dari penyakit berbahaya.